Wednesday, July 16, 2008

…Tiba…


…bagaimana mengharap kapal ke pelabuhan
ketika gelombang besar rayap halilintar memagar dan
jadilah gunung dengan tumbuhnya besi dan api

desah percik manik embun
amuk yang mainkan bocor dan pelawa laharmerah

rerumputan tidak berumah tanah
dada si dukung usia dengan tulangnya hitam dan
jadinya luka nanah.

sememangnya kepada Satu
ke situ yang diulus timbangan
langkah kekanan buniannya

kiri, telapak derap si pencat

dengan satu janji
dan dengannya nyawa suburnya yimpang dan air bunga duri
koyaknya dedaunan hijau yang
niannya pasti

tembok
kata si dia jaringnya
si jalang pun ucap dinding yang perlu seperti cerminan
dan sudah pasti langkah
mudah memilih memasuki lubang biawak
lebih dari sekali.

nah!
pembicara sebenar remuk serta tongkat
punggung yang tergetar dan air mata nantinya lemas darah

sang embun
senantiasa berbisik…pagar di rumah agam menunggu gempar dan
tumbangnya serta deraian.

...dia begitu pengasih.

Beayon
23.07.04







Kuching

No comments: